UNIDO GQSP Indonesia telah menyelesaikan SOP Budidaya Cottonii dan Sacol (Kappaphycus spp) dan Spinosum (Eucheuma spp) dan SOP Budidaya Gracilaria spp. Bekerja sama dengan Jasuda telah melaksanakan 48 rangkaian pelatihan upscaling SOP kepada 1.516 petani di 4 kabupaten yaitu Bulukumba, Jeneponto, Pangkep, dan Maros pada bulan Mei – Agustus 22. Rangkaian kegiatan tersebut yaitu 8 kali pelatihan upscaling SOP bagi 256 petani terpilih, 4 kali TOT bagi 33 petani champion, dan 36 kali pelatihan oleh petani champion bagi 1.260 petani.
Modul SOP yang telah disusun menjadi modul pelatihan digunakan JaSuDa untuk melatih petani. Tujuan dari pelatihan hybrid ini adalah untuk mempercepat sosialisasi SOP dan meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi SOP. Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari kegiatan ini adalah 1.000 petani pembesaran Kappaphycus spp dan Eucheuma spp dilatih SOP dan 500 petani Gracilaria spp dilatih SOP. Selain hal tersebut, manfaat lebih lanjut yang diharapkan yaitu setidaknya 1.000 Kappaphycus spp dan Eucheuma spp petani mengadopsi SOP dan setidaknya 500 petani Gracilaria spp mengadopsi SOP.
Pelatihan up-scaling SOP Kappaphycus spp, Eucheuma spp dan Gracilaria spp dibagi menjadi 4 sesi, yaitu (1) Pelatihan oleh Jasuda, (2) Pelatihan pelatih, (3) Pelatihan oleh juara lokal, dan (4) Monitoring dan evaluasi. Pelatihan dilakukan di empat kabupaten yaitu Bulukumba, Jeneponto, Pangkep dan Maros.
Pelatihan yang dilakukan oleh H. Zubair dan M. Danial sebagai champion di Bulukumba dengan mendatangi kerumuman petani-petani rumput laut. Pelatihan SOP dengan mendatangi langsung petani merupakan salah satu strategi yang tepat untuk memberikan pemahaman dan contoh penerapan SOP yang tepat. Materi SOP yang disampaikan oleh petani champion secara umum membahas mengenai besar bibit, cara ikat bibit, penanganan dan pemeliharaan metode longline. Kegiatan pemeliharaan dapat berupa pembersihan lumut dan tanaman lain yang menempel, mengganti rumput laut yang rusak, atau menjaga rumput laut dari serangan predator.
Muzakkir dan Fatmawati yang merupakan petani champion di Jeneponto melakukan pelatihan SOP pada kelompok petani rumput laut. Beberapa poin materi yang disampaikan mengenai pemilihan bibit yang memiliki thallus muda, bercabang banyak, dan rimbun dengan ujung runcing dan segar. Usia bibit yang baik sekitar 20 – 25 hari dan tidak tercampur dengan jenis rumput laut lainnya.
Jumarni dan Khaerunnisya, petani champion di Pangkep menyampaikan materi mengenai cara penanaman yaitu penanaman sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari, berat bibit rumput laut 50 – 100 g setiap titik. Bibit diikat dengan tali polyethylene diameter 2 mm, dipilih warna tali ikat bibit dengan warna yang berbeda atau kontras pada tali bentang ukuran diameter 4 - 5 mm. Setiap titik hanya satu ikatan bibit, dengan jarak antara titik ikatan rumput laut minimal 20 cm.
Rusman dan Haruna, petani champion di Maros memberikan pelatihan terhadap petani gracilaria. Pelatihan dilakukan dengan kelompok-kelompok kecil petani yang dilaksanakan di rumah petani. Salah satu materinya mengenai penyebaran bibit. Bibit ditebar secara merata ke dasar tambak (sekitar 75 - 100 g setiap rumpun atau sebesar genggaman tangan) sebanyak maksimal 2 ton/ha (disesuaikan dengan kesuburan lahan tetapi maksimal 2 ton). Kesuburan lahan ditandai dengan kejernihan air. Semakin jernih maka perairan semakin bagus ditanami rumput laut. Penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
Setelah rangkaian kegiatan telah dilaksanakan, JaSuDa akan melakukan monitoring dan evaluasi mengenai tingkat adopsi petani terhadap penerapan hasil pelatihan SOP tersebut. Nilai tingkat adopsi tersebut akan memberikan gambaran tingkat efektifitas kegiatan pelatihan SOP yang telah dilaksanakan.