Dosen Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), Cenny Putnarubun, berhasil mengembangkan plastik ramah lingkungan yang aman dan dapat diperbarui dari bahan rumput laut.
Pengembangan plastik ramah lingkungan dari rumput laut ini merupakan ide pengembangan plastik ramah lingkungan, menurut Cenny, bermula dari masifnya penggunaan plastik oleh masyarakat yang berdampak pada peningkatan sampah plastik di Indonesia. Kekhawatiran tersebut semakin bertambah mengingat sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan.
Sampah plastik yang melimpah di lingkungan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena sifatnya yang sulit terdekomposisi sehingga sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya.
“Banyaknya sampah plastik bisa merusak alam karena sulit terurai. Oleh karena itulah, kami mencoba mengembangkan plastik ramah lingkungan yang lebih aman dan dapat diperbaharui,” ungkap Cenny beberapa waktu lalu.
Menurut Cenny, keunggulan dari plastik ramah lingkungan dari rumput laut yang ia kembangkan adalah sifatnya yang dapat diperbarui. Selain itu, produk terbaru ini juga memanfaatkan rumput laut yang berlimpah di Tual dengan menghasilkan produk jadi baru.
“Keunggulan yang dimiliki dari ide pengembangan dengan memanfaatkan rumput laut dengan produk jadi ini adalah aman dan dapat diperbaharui dan menjadi produk terbaru,” tambah Cenny.
Sebagai ide baru bagi produk rumput laut yang ramah lingkungan, produk ini diharapkan dapat dijadikan/dikembanagkan sebagai produk suvenir yang ramah lingkungan dan handmade (yang) tidak dimiliki oleh daerah lainnya.
Cenny menambahkan bahwa plastik ramah lingkungan yang dikembangkan olehnya ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk, di antaranya seperti gelas kemasan, kantong plastik, serta dompet.
“Uniknya, plastik gelas rumput laut yang dikembangkan itu dapat langsung diminum bersama gelasnya sehingga tidak ada limbah yang tersisa,” ujar Cenny.
Selain itu, produk-produk yang dihasilkan dari ide pengembangan ini juga pernah mewakili Maluku Tenggara meraih juara 1 pada lomba inovasi dan juara 6 di tingkat internasional di tahun 2023 lalu.
Penelitian ini secara mandiri sudah dimulai sejak tahun 2020 lalu di Kampus Polikant, dan di tahun 2022 didanai oleh Kedaireka, dan di tahun 2023 didanai oleh PNBP Polikant sebagai pengabdian kepada masyarakat.
“Kami berharap, hasil dari penelitian ini suatu saat dapat diproduksi massal dan dapat dilakukan pengembangan produk lain,” kata Cenny yang sebelumnya juga telah mengembangkan penelitian bahan bakar biodiesel dan bioetanol dari rumput laut makroalga yang kini telah memiliki Haki Energi Terbarukan 2013 dan 2016-2024 mendapat 3 paten energi terbarukan itu telah dimulai sejak tahun 2020 lalu.