
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada semester I-2024 mengalami penurunan.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Hendra Yusran Siri mengungkapkan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke AS pada semester I-2024 sebesar US$889,39 juta.
"Ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar AS mengalami penurunan sebesar 7,5% pada semester pertama tahun 2024. Yang secara khusus dipengaruhi oleh penurunan komoditas utama seperti udang (-15,8%) dan rumput laut (-33,3%)," kata Hendra kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/7/2024).
Hendra menyebut inflasi yang terjadi di AS sekarang ini menjadi salah satu faktor utama penyebab turunnya nilai ekspor produk perikanan RI ke AS. Katanya, inflasi yang tinggi di AS sekarang ini telah mengurangi daya beli konsumen. Hingga menyebabkan menurunnya permintaan terhadap produk perikanan, termasuk udang dan rumput laut dari Indonesia.
"Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan ekspor ini adalah inflasi yang terjadi di AS. Inflasi yang tinggi mengurangi daya beli konsumen, sehingga menurunkan permintaan terhadap produk perikanan, termasuk udang dan rumput laut dari Indonesia," jelasnya.
Mencatut data ITC Trademap, Hendra membeberkan, total nilai impor produk perikanan di AS hingga Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 3,7% menjadi US$10,88 miliar dibandingkan tahun 2023, yang sebesar US$11,30 miliar. Dengan penurunan pada komoditas Ydang (-8,3%), TCT atau tuna cakalang tongkol (-7,3%), Tilapia (-5,2%), dan Rumput Laut (-12,5%).
Meski demikian, imbuh dia, negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia terbesar masih ke AS.
Selanjutnya diikuti China, dengan nilai ekspor sebesar US$556,04 juta, kemudian negara-negara ASEAN sebesar US$353,93 juta, Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$285,47 juta, dan Uni Eropa sebesar US$193,35 juta.