
Awalnya, Ratnasari mengikuti pelatihan pengolahan rumput laut di Jakarta, pada tahun 2012 silam. Dari situ, ia mulai penasaran dengan manfaat rumput laut jenis cottonii. Ternyata, rumput laut tersebut memiliki banyak manfaat.
Dari situlah, Staf Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel ini, mulai hobi meracik rumput laut cottonii sebagai bahan dasar lotion dan sabun. Itu dilakukannya saat senggang, sembari terus belajar.
“Saya penasaran kenapa hanya rumput laut cottoni yang bisa diolah menjadi sabun dan lotion, sementara jenis lainnya tidak,” ungkap Ratnasari, SPi, MSi, saat ditemui penulis di Kantor DKP Sulsel, Rabu, 23 Oktober 2024.
Rasa ingin tahu itu membawa Ratnasari menyelami dunia rumput laut, mempelajari jenis, kandungan, vitamin dan manfaatnya. Ia tak hanya fokus pada khasiat. Tetapi juga pada keamanan bahan baku, memastikan produknya aman dan sehat untuk konsumen.
Perjalanan Ratnasari tak berhenti di sana. Perempuan berkacamata ini terus bereksperimen dengan berbagai jenis rumput laut, menggabungkannya dengan rempah-rempah lokal seperti jeruk dan kelor. a juga selalu memastikan keamanan dan khasiatnya melalui pengujian yang dilakukan di Bogor.
Pada tahun 2015, hobi Ratnasari pun menjadi bisnis. Ia mendirikan CV Bulan Bintang, sebuah usaha kecil yang fokus pada produk kosmetik dan obat tradisional berbahan dasar rumput laut.
Rumput laut juga diketahui sebagai salah satu nutrisi tinggi gizi dan sebagai penambah kolagen. Jenis rumput laut yang digunakan gracilaria, sargassum, ulva lactuca, caulerpa, dan cottonii.
Meskipun skala usahanya masih UMKM, Ratnasari tekun mengurus legalitas dan izin perusahaan, serta terus belajar dan mengembangkan produknya.
Kini, ia telah menciptakan lebih dari 50 jenis produk kosmetik dan obat tradisional berbahan dasar rumput laut. Semuanya diracik sendiri dengan komposisi yang unik.
Produk kosmetiknya juga sudah diakui legalitas dan pengujian dari kemenhuham, Balitro, BPOM, OSS, dan OSS Halal.
Salah satu produk unggulannya adalah sabun “Lawi Lawi”, yang merupakan sabun rumput laut pertama di Indonesia. “Sabun ini dibuat pada tahun 2014 dan tidak menggunakan parfum. Karena parfum dapat memicu iritasi kulit,” jelasnya.
Ratnasari berharap dapat terus mengembangkan produknya dan mengedukasi masyarakat tentang manfaat rumput laut yang memiliki sifat antibakteri dan dapat mencegah virus menempel pada kulit.
“Kita punya kekayaan laut yang luar biasa, dan saya ingin memanfaatkannya untuk menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga membuka diri untuk berkolaborasi dengan siapa pun dalam rangka memajukan industri kosmetik lokal yang berkelanjutan.
Melihat inovasi ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur melakukan kunjungan ke DKP Sulsel untuk mempelajari strategi diversifikasi pengolahan rumput laut.
Muhammad Suhadi, Pembina Mutu Ahli Muda, mengungkapkan, Jawa Timur meskipun memiliki produksi rumput laut yang besar, masih banyak mengekspor dalam bentuk mentah (raw material).
“Kami ingin belajar dari Sulawesi Selatan yang telah berhasil mengembangkan inovasi dalam pengolahan rumput laut, yang notabane UMKM,” terang Suhadi.
Kunjungan ini difokuskan pada pembelajaran proses pengolahan rumput laut menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi, seperti minyak, scincare, sabun serta lotion yang berbahan dasar rumput laut
“Kami melihat potensi besar di Sulawesi Selatan, dan ingin mengadopsi teknologi dan strategi yang berhasil diterapkan di sini untuk meningkatkan nilai tambah komoditas rumput laut di Jawa Timur,” tambah Suhadi.
Perwakilan DKP Sulsel, Aji Tono menyambut baik kunjungan ini sebagai bentuk kerja sama antar daerah dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan.
“Kami siap berbagi informasi dan pengalaman dalam pengembangan industri rumput laut. Semoga kunjungan ini dapat bermanfaat bagi Jawa Timur dan mendorong kemajuan industri rumput laut di Indonesia,” papar Aji Tono.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Jawa Timur untuk meningkatkan diversifikasi produk rumput laut dan membuka peluang pasar baru yang lebih menguntungkan.
Dengan mempelajari pengalaman dan inovasi di Sulawesi Selatan, Jawa Timur diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas rumput laut dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan.