On-site Training Mariculture yang diorganisir oleh ARLI berlangsung pada tanggal 1 Desember 2024 dan Jasuda diundang sebagai salah satu peserta dalam training tersebut.
Pada training tersebut, menghadirkan beberapa Dosen dari Universitas di China dengan materi-materi yang begitu menarik. Salah satu materi yang dibawakan adalah "Seaweed Cooperation and Cultivation Technology between China and the Southeast Asian Countries".
Pada materi tersebut membahas bagaimana bentuk kerjasama dan teknologi budidaya rumput laut antara Cina dan negara Asia Tenggara. Beberapa bentuk kerjasama yang dimaksud ialah,
1. Melakukan penelitian bersama tentang teknologi akuakultur rumput laut
2. Mendukung program pelatihan untuk teknologi akuakultur rumput laut
3. Memfasilitasi perdagangan rumput laut dengan Cina
Serta masih banyak lagi bentuk kerjasama yang dilakukannya.
Dalam teknologi akuakultur rumput laut, khususnya pada rumput laut jenis Cottonii (Kappaphycus alvarezii) dilakukan pembiakan yang efisien dengan cara melakukan budidaya dengan menggunakan jaring untuk mencegah masuknya ikan, patogenesis penyakit ice-ice dan membuat sarana budidaya rakit yang memenuhi standar.
Kappaphycus alvarezii tersebar di Afrika Timur, Indonesia, Malaysia, Pulau Hainan, Filipina dan Mikronesia. Asia Tenggara merupakan penghasil karagenan terbesar di dunia, dengan Indonesia dan Filipina sebagai negara yang menyumbang produksi tertinggi di kawasan tersebut.
Adapun penggunaan dari karagenan yang di mana sumber utama ekstraksi karagenan terdiri dari k-karagenan yang kuat yang di mana berfungsi sebagai pembentuk gel. Selain itu juga, biasanya digunakan dalam pembuatan makanan, kosmetik, farmasi, tekstil, kertas dan berbagai industri lainnya.
Rumput Laut jenis Cottonii ini teridentifikasi tersebar di 166 lokasi dengan 24 provinsi di Indonesia dengan jumlah tertinggi di Jakarta (Pulau Seribu), Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Sedangkan, rumput laut di Bali dapat ditemukan di Nusa Penida dan Nusa Lembongan, dan di Nusa Tenggara Timur dapat ditemukan di Taman Nasional Komodo.
Adapun bentuk tindaklanjut dari bentuk kerjasama yang telah dilakukan adalah dengan melibatkan Pemerintah, Organisasi Sosial, Lembaga Pendidikan dan Perusahaan. Selain itu juga, pengembangan mekanisme kerja mitra yang koperatif, ikut dalam pelatihan dalam pengembangan teknologi rumput laut, serta mengembangkan lebih luas produk yang berbasis rumput laut.
Dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan dapat menjadi wawasan tambahan bagi para peserta serta dapat menjalin kerjasama yang kuat dengan Cina dalam mengembangkan rumput laut