Peningkatan produktivitas dan mutu dalam usaha budidaya rumput laut terus dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing rumput laut. Indonesia, sebagai negara penghasil rumput laut tropis terbesar dunia sudah selayaknya terus mengembangkan produktivitas dan mutu rumput laut terutama jenis Kappaphycus spp dan Eucheuma spp yang sangat dibutuhkan berbagai industri.
Salah satu inisiatif untuk perbaikan budidaya rumput laut telah dilaksanakan oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) bekerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam Program SMART – Fish dan Global Quality and Standards Programme (GQSP) yang didanai oleh Pemerintah Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) sejak tahun 2015 hingga tahun 2022.
Perbaikan budidaya rumput laut telah diterapkan di berbagai daerah bekerja sama dengan kelompok tani dan mitra kerja di daerah Bulukumba, Bantaeng, Takalar, Koperasi di Makassar dan Sumenep. Hasil dari penerapan budidaya yang baik dan demofarm disusun menjadi Standard Operating Procedure (SOP) yang telah direview dengan beberapa pemangku kepentingan yang berkompeten dalam budidaya rumput laut.
SOP yang telah disusun menjadi dasar piloting dan up scaling di beberapa lokasi dengan pelatihan dan pendampingan petani rumput laut sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Petani rumput laut dapat meningkatkan produktivitas dan mutu rumput laut Kappaphycus spp (cottonii dan sacol) dan Euchema spp (spinosum) yang banyak dibutuhkan industri.
Adanya data dan hasil budidaya penerapan SOP dapat dijadikan referensi sehingga bisa digunakan di lokasi budidaya yang lain dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan mutu dalam budidaya rumput Kappaphycus spp (cottonii dan sacol) dan Euchema spp (spinosum).
Team : Boedi Sardjana Julianto (Expert), Irsyadi Siradjuddin, Dian Maya Sari, Khayzuran Afifah |