Membangun rantai nilai berkelanjutan dengan memperkuat dan menghubungkan perusahaan petani dengan perusahaan pengolah rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Proyek inimemperkenalkan praktek usaha yang berkelanjutan dengan mengembangkan model perusahaan/koperasi petani rumput laut. Perusahaan tersebut dimiliki oleh kelompok petani yang menjadi sarana yang akan menangani tantangan-tantangan klasik diatas. Pekerjaannya membangun, memperkuat dan membantu perusahaan tersebut menjadi perusahaan sosial berkelanjutan. Perusahaan ini akan mengembangkan usaha pembibitan dan berbisnis dengan pembeli-pembeli besar.
Ide proyek ini dilatarbelakangi oleh masalah produksi rumput laut yang terus menerus berkurang dan meningkatnya permintaan untuk tanaman-tanaman hasil laut, terutama rumput laut jenis cottonii. Saat ini kebanyakan rumput laut yang tengah dibudidayakan di Sulawesi Selatan adalah dari jenis rumput laut Alga Merah, genus Kappaphycus (nama dagang = cottonii), Eucheuma (nama dagang = spinosum) dan Gracilaria. Jenis-jenis rumput laut tersebut dikenal sebagai bahan hydrocolloids, yaitu kappa carrageenan, iota karagenan dan agar.
Pengolahan rumput laut selama 30 tahun terakhir ini tidak mengalami perkembangan, meskipun jumlah industry pengolah rumput laut bertambah tetapi produk dan teknologi tetap tidak berubah, yaitu dengan cara tradisional, pengolahannya ialah: rumput laut kering direndam, dimasak dalam alkali, dipotong-potong, dikeringkan dan digiling.
Team : Dina Saragih, Gok Bintang Siahaan, Dedi Kurniadi, Irsyadi Siradjuddin, Aswad Rangka, Faisal Benni, Retza Sardi Sattar, Haris, Winda |