
NUNUKAN - Pemerintah Malaysia membuka peluang ekspor rumput laut langsung ke Korea Selatan bagi pembudidaya rumput laut Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Peluang tersebut disampaikan oleh Ketua Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Kaltara (MPHPI), Didit Adiputra saat melakukan kunjungan kerja sekaligus penjajakan kerjasama perikanan, khususnya rumput laut.
Didit mengatakan, Malaysia membuka peluang ekspor rumput laut melalui Tawau. Hal Itu karena pengiriman dari Tawau ke Korea Selatan lebih cepat dibanding pengiriman yang biasanya dilakukan dari Indonesia.
"Kalau dikirim dari Tawau hanya butuh waktu dua minggu. Kalau yang biasanya kita lakukan, dikirim dari Nunukan ke Surabaya atau Makassar, membutuhkan waktu empat minggu. Semakin lama costnya semakin tinggi," kata Didit kepada Tribun, Minggu (5/1).
Meski begitu, Didit mengaku belum mendapatkan regulasi terkait skema ekspor rumput laut melalui Tawau.
"Kami masih cari regulasi terkait skemanya seperti apa nantinya kalau mau ekspor ke Tawau. Meskipun belum ada MoU, tapi yang jelas kita diberikan peluang," ucapnya.
Didit katakan bahwa MPHPI Kaltara akan mencoba memasarkan produk plastik dari rumput laut yang lebih ramah lingkungan.
"Jika tidak ada kendala, kita akan ada MoU untuk menjadi konsultan mereka demi menghidupkan rumput laut melalui MPHPI Kaltara. Soal produk plastik rumput laut itu nantinya akan dikembangkan untuk diproduksi di Tarakan, lalu dipasarkan ke Malaysia," katanya.
Selain itu, Didit menuturkan bahwa Pemerintah Malaysia, khususnya Semporna Sabah juga ingin kembali mengembangkan budidaya rumput laut.
Pasalnya saat ini telah terjadi penurunan produksi yang sangat drastis dalam produksi rumput laut di Semporna Sabah.
"Penurunan produksi karena ada hama penyu dan hama Ikan Baronang yang memakan budidaya rumput laut tersebut. Penurunan produksi juga berdampak kepada banyaknya pabrik yang tutup," ujarnya.
Didit juga mengaku telah melakukan pertemuan dengan Pejabat Perikanan Putrajaya dan pakar rumput laut University Malaya (UM) di kampus tersebut.
"Beberapa isu terkait kelautan dan perikanan dibahas dalam kunjungan tersebut. Diantaranya peluang kerjasama budidaya rumput laut di Semporna Sabah dan diskusi terkait peluang ekspor bahan baku atau raw material dan produk jadi dari turunan rumput laut ke Negara Malaysia," ungkapnya.