
Dalam rangka mendukung pelaksanaan riset yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel), diselenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik utama “Pengembangan Rumput Laut di Wilayah Sulawesi Maluku Papua (Sulampua)”.
Bank Indonesia menghadirkan Narasumber dari PT Jaringan Sumber daya, dalam hal ini diwakili oleh Irsyadi Siradjuddin dan ARLI yang diwakili oleh Indra Santoso.
Adapun materi yang disampaikan seputar Kondisi dan Kendala Hirilisasi Rumput Laut di Sulawesi, Maluku dan Papua.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali berbagai perspektif dan informasi strategis terkait transformasi hilirisasi rumput laut di kawasan Sulampua, sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas unggulan daerah.
Dalam paparannya, Indra Santoso (ARLI) memaparkan bahwa terdapat 13 industri pengolahan rumput laut di kawasan Sulampua yang tersebar di Sulawesi Selatan,
Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
Hal senada, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan hirilisasi. Menurut paparan dari Irsyadi Siradjuddin (PT JaSuDa) memaparkan bahwa tantangan yang dihadapi yaitu wilayah seperti Papua, Maluku dan Maluku Utara memiliki potensi besar namun masih mengalami kendala pada logistik, pendampingan teknis dan keterbatasan investasi industri pengolahan.
Bank Indonesia memandang penting kolaborasi antara lembaga riset, institusi pemerintah, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menghasilkan kebijakan berbasis data yang akurat dan relevan.
Melalui forum diskusi ini, Sakti Arif Wicaksono selaku Deputi Direktur Bank Indonesia berharap dapat mengidentifikasi kondisi aktual di lapangan, tantangan yang dihadapi dalam proses hilirisasi, serta potensi yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Masukan dan data yang diperoleh dari FGD ini akan menjadi landasan dalam merumuskan strategi pengembangan industri rumput laut yang lebih efisien dan bernilai tambah tinggi, sejalan dengan semangat transformasi ekonomi daerah.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam membangun ekosistem rumput laut yang kuat dan kompetitif di wilayah Sulampua.