
Takalar, 24 Agustus 2023 Budidaya rumput laut, yang diharapkan dapat menjadi solusi ekonomi bagi masyarakat pesisir, kini menghadapi tantangan serius di Desa Ujung Baji. Para petani rumput laut di wilayah ini, yang mengandalkan jenis rumput laut seperti Cottonii, Spinosum, dan Gracillaria, merasakan dampak langsung dari kondisi cuaca ekstrem yang mengganggu hasil panen mereka.
Sejalan dengan perubahan iklim global, cuaca yang sangat panas dan curah hujan yang minim telah menjadi masalah konstan bagi para petani rumput laut di Desa Ujung Baji. Hasil budidaya yang biasanya memenuhi standar tinggi, kini mengalami penurunan kualitas akibat perubahan warna menjadi menguning dan kotor akibat pasir yang menempel pada rumput laut.
Salah satu petani mengeluh bahwa cuaca yang tidak menentu membuat usahanya semakin sulit. Rumput laut adalah sumber mata pencaharian utama mereka, dan kini harus berjuang untuk tetap menghasilkan hasil panen yang berkualitas.
Petani tidak tinggal diam menghadapi tantangan tersebut. Mereka telah menemukan cara untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca yang tidak stabil dengan beralih ke jenis rumput laut Spinosum. Keputusan untuk menanam Spinosum menjadi pilihan bijak bagi mereka, mengingat jenis ini memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap suhu air yang tinggi dan membutuhkan waktu panen yang lebih singkat dibandingkan dengan Cottonii.
Ketua Tani H. Jalani Dg Rani, mengungkapkan, "Kami mendukung langkah-langkah inovatif para petani kami. Perubahan iklim adalah kenyataan yang harus dihadapi, dan kami bersama-sama mencari solusi terbaik untuk melindungi mata pencaharian mereka."
Meskipun tantangan dalam budidaya rumput laut masih berlanjut, keputusan para petani untuk beradaptasi dengan Spinosum menunjukkan semangat dan determinasi mereka dalam menghadapi rintangan alam yang tak terduga. Dengan dukungan JaSuDa dan Mari Oceans mereka berharap dapat tetap menghasilkan rumput laut berkualitas tinggi dan memastikan kelangsungan ekonomi mereka di masa depan.