
Rumput laut Gracillaria atau yang biasa disebut oleh masyarakat pesisir pantai adalah Sango-sango, merupakan penghasil agar yang memiliki fungsi pada industri pangan olahan.
Budidaya rumput laut gracillaria dapat dilakukan di laut maupun di tambak. Di Desa Ujung Baji, Kabupaten Takalar komoditi ini sudah banyak dibudidaya oleh masyarakat pesisir pantai. Menurut mereka, membudidayakan rumput laut gracillaria tidaklah sulit karena bibitnya tidak perlu diberi penanganan khusus.
Bibit yang mereka gunakan adalah bibit dari rumput laut yang mereka tanam sendiri dan kemudian diikat menggunakan tali rafia. Bibit yang telah diikat, akan ditanam di lokasi yang dangkal.
Proses penanaman dilakukan selama 25-30 hari, kemudian dilakukan pemanenan. Petani di Desa Ujung Baji menjemur rumput laut mereka di atas pasir karena mereka menganggap bahwa proses tersebut lebih mudah dan proses keringnya cepat dikarenakan suhu panas dari pasir juga dapat membantu. Selain menjemur di pasir, beberapa petani juga menjemurnya dengan menggunakan para-para.
Sedangkan, budidaya rumput laut gracillaria di tambak banyak dikembangkan di Kabupaten Maros. Bibit yang mereka gunakan berasal dari Kabupaten Pangkep.
Bibit ditebar secara merata ke dasar tambak (sekitar 75 - 100 g setiap rumpun atau sebesar genggaman tangan) sebanyak maksimal 2 ton/ha (disesuaikan dengan kesuburan lahan tetapi maksimal 2 ton).
Kesuburan lahan ditandai dengan kejernihan air. Semakin jernih maka perairan semakin bagus ditanami rumput laut. Untuk penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari dan pada umur 20 - 25 hari, dapat dilakukan pemotongan/penyebaran thallus (cabang) untuk perbanyakan bibit, tetapi untuk panen produksi tetap pada usia rumput laut minimal 60 hari dan petani di Kabupaten Maros menjemur rumput laut mereka dengan menggunakan waring.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan rumput laut jenis gracillaria dapat dilakukan di laut maupun di tambak dengan masing-masing metode yang dimilikinya.