KBRN, Nunukan : Hama lumut hijau yang menyerang budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan mengakibatkan gagal panen sejumlah petani beberapa pekan ini. Kondisi tersebut dijelaskan Analis Akuakultur Ahli Muda Dinas Perikanan Nunukan, Reski Hamsari, S.Pi, M.Si. saat dialog di RRI Nunukan, Rabu (17/01/2024).
Menurutnya, meskipun kondisi ini belum masuk tahap booming, namun menyebabkan kerugian cukup tinggi yang ditanggung petani rumput laut. Hal ini diperburuk dengan harga rumput laut yang mengalami penurunan, dari harga yang cukup fantastis Rp 40.000,- menjadi Rp 10.000,- hingga Rp 11.000,- per kilogram.
"Ini paket komplit ya, diserang hama plus harga turun, tentu sangat merugikan petani kita", katanya.
Reski menyebutkan banyak indikator yang diduga menjadi penyebab munculnya fenomena lumut hijau ini, mulai dari padatnya area lahan budidaya sehingga tidak memaksimalkan arus laut yang dapat menghanyatkan hama. Selain itu, perubahan cuaca, dari musim panas ke musim hujan dan pembuangan limbah ke lautan serta penggunaan pupuk.
"Budidaya ini prinsipnya adalah terkontrol, kalau di wadah yang tidak terkontrol, itulah tadi yang menyebabkan boomingnya alga-alga lain yang sebenarnya sudah ada di perairan itu”, tegas Reski Hamsari.
Saat ini Dinas Perikanan Nunukan memberikan bantuan berupa bibit rumput laut kultur jaringan. Bibit ini direkomendasikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI karena telah melalui beberapa kali pengujian laboratorium.
"Kita coba menggunakan bibit yang baru, masih steril. Mudah-mudahan petani juga bisa memahami supaya penggunaan pupuk itu tidak perlu, seperi dulu kan baik-baik saja produksi rumput laut kita selama ini", ujarnya.