
Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mulai menaruh perhatian serius pada sektor hilirisasi rumput laut sebagai salah satu kunci penggerak ekonomi nasional.
Dimana menurut Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani menyebutkan bahwasanya sektor tersebut dinilai punya potensi besar, tidak hanya untuk meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi petani dan industri dalam negeri.
"Rumput laut ini potensinya sangat besar. Produk turunannya banyak, pasarnya luas, dan yang paling penting bisa memberdayakan petani lokal," ujar Rosan di Jakarta, Senin malam (3/3/2025).
Menurut Rosan, Danantara akan memastikan setiap investasi yang masuk ke proyek hilirisasi, termasuk rumput laut, harus melalui kajian mendalam. Evaluasi mulai dari Kementerian Investasi hingga tahap due diligence dilakukan untuk memastikan proyek tersebut layak dan mampu memberi dampak positif, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.
"Kami nggak hanya mengejar keuntungan finansial semata, tapi juga pengaruhnya ke masyarakat. Ini soal kesejahteraan petani, nelayan, dan terbukanya lapangan kerja baru," kata Rosan.
Seperti yang diketahui, hilirisasi rumput laut dipilih karena Indonesia merupakan salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia. Namun, selama ini nilai tambah dari produk rumput laut masih minim karena lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah.
Oleh karena itu, lanjut Rosan, melalui investasi Danantara, hilirisasi diharapkan bisa mengubah rumput laut menjadi berbagai produk olahan bernilai tinggi seperti bahan pangan, kosmetik, hingga farmasi.
"Jadi bukan cuma soal ekspor bahan mentah lagi. Kita mau olah di dalam negeri, kasih nilai tambah, lalu ekspor dalam bentuk produk jadi. Ini jauh lebih menguntungkan untuk semua pihak," jelas Rosan.
Lebih jauh, Rosan menegaskan bahwa kesiapan proyek hilirisasi rumput laut perlu dipastikan lewat studi kelayakan yang detail. Dengan begitu, proyek ini bisa berjalan optimal dan membawa dampak nyata bagi daerah penghasil rumput laut.