
TIM mahasiswa IPB University berhasil memanfaatkan kulit bawang merah yang biasanya dibuang sebagai bahan dasar sunscreen antiacne ramah lingkungan yang dikombinasikan dengan rumput laut.
Tim itu beranggotakan Sinta Dewi Putri dari Departemen Kimia (ketua), Zahra Salsabila Hananingsih, Zahwa Sheillazara Fadhilah Ardi, Viola Andini Ferdian Putri, dan Unzila Nisa Sajdah dari Departemen Biokimia. Kelimanya merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang tengah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan bimbingan dari Syaefudin.
Sinta mengatakan kandungan kulit bawang merah dan rumput laut kaya akan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Senyawa aktif alami ini dapat bekerja sebagai antibakteri terhadap Propionibacterium acnes penyebab jerawat, sekaligus memberi efek antioksidan dan antiinflamasi.
“Kulit bawang merah dan rumput laut mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid (quercetin, anthocyanin), tannin, serta senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan dan antibakteri,” kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu, 14 Oktober 2025.
Adapun rumput laut kaya akan senyawa bioaktif seperti polisakarida (alginat, karagenan, agar), vitamin, mineral, serta senyawa fenolik dan terpenoid yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri,” katanya. 
Produk sunscreen yang dihasilkan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan produk komersial berbahan sintetis. Selain memanfaatkan limbah organik kulit bawang, bahan-bahan alami yang digunakan lebih ramah lingkungan dan minim efek samping. “Kami mencoba menawarkan alternatif alami, minim efek samping, dan berpotensi lebih aman bagi kulit sensitif,” ucap Sinta.
Dia mengatakan kombinasi ekstrak kulit bawang merah dan rumput laut memiliki efek sinergis. Berdasarkan literatur, ekstrak kulit bawang dapat menghambat bakteri Propionibacterium acnes hingga 60–80 persen, sedangkan rumput laut 40–70 persen, tergantung jenis dan konsentrasi ekstraknya. “Jika kedua bahan ini dikombinasikan, efektivitasnya berpotensi melampaui 80 persen,” katanya.
Selain sebagai antibakteri penyebab jerawat, kata dia, kandungan bioaktifnya juga berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas, antiinflamasi untuk meredakan peradangan, sekaligus menjaga kelembaban kulit. Potensi ini membuka peluang besar pemanfaatan bahan lokal sebagai dasar kosmetik alami multifungsi.
“Produk ini cocok menjadi tren green cosmetics karena berbahan alami, ramah lingkungan, dan pasarnya pun sangat luas, terutama remaja dan dewasa muda. Selain itu, berpotensi dikembangkan sebagai kosmetik halal, organik, dan lokal,” kata dia.
Dengan inovasi ini, kata Sinta, timnya tidak hanya menciptakan nilai tambah dari limbah kulit bawang, tetapi juga menghadirkan solusi berkelanjutan yang mendukung tren kosmetik hijau di Indonesia.